Kepalanya kuat sampai-sampai palu saja tak berani menggores ‘tetesan’ kaca cair yang mengeras, tetapi jika bagian ekornya dipatahkan, kaca yang katanya kuat itu hancur menjadi serpihan kecil.
It’s trick from royal family to another royal family back in 17th century, some kind of riddle that physic-worthy to be solved in modern age.
Saya tidak akan membahas fisika. Mungkin semacam refleksi diri, bahwa manusia pada dasarnya kuat dan lemah sekaligus, bisa hancur, remuk dan luruh.
Begitupun dunia ini yang dihuni enam miliar jiwa, dengan peradaban yang relatif lebih muda ketimbang leluhur kita. Umur Indonesia merdeka tak lebih tua dari Majapahit, sejarah perang dunia pertama dan kedua masih segar dalam semua buku yang membahasnya meski sudah lewat seabad, kita dan peradaban modern saat ini ringkih seperti halnya ekor Prince Rupert’s drop.
Ketika membaca kembali sejarah PD I, kompleksitas di dalamnya, negara mana saja yang terlibat, bahwa Penembakan Franz Ferdinand menjadi pemicu utama PD I, atau perang antar negara tidak hanya terjadi di Eropa melainkan negara terjajah lainnya di Afrika hingga dataran Amerika…
I, myself simplified things that I don’t understand: Why Europe always tend to start fire? Mengapa tidak lantas rebahan saja saat musim dingin sehingga tidak jatuh korban saat musim dingin pada perang dunia ke-satu.
And now, we are all heard news Russia started war with Ukraine.
Which I think both countries having head and tail, once they got each tails, People will crumble.
Pihak yang menang apakah pemenang sebenarnya?
Apa artinya menang dari perang? Ini bukan pertandingan sepak bola, pemenang World Cup tentu melakukan usaha maksimal jauh sebelum final, yang pasti mereka tidak memakai senjata.
Jadi, dunia ini punya kepala dan ekor yang bisa saling meremukkan.
Apakah masih ada peluang bagi peradaban yang kita sebut modern ini untuk bisa bertahan lebih lama?
Comments
Post a Comment