Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2021

Vaksin wartawan: Pembicaraan yang tidak nyaman

pagi ini saya adalah wartawan ke-704 yang divaksin. Padahal masih pukul 09.30 WIB.  Perasaan campur aduk saat menerima vaksin. Satu sisi merasa terberkati, sisi lainnya, serius merasa bersalah.  Para wartawan mengunggah foto dan video saat mereka divaksin. Saya percaya, tujuannya baik. Mereka adalah teman-teman sesama jurnalis yang setiap hari bekerja dan berinteraksi dengan banyak orang.  Tujuannya (mungkin) agar orang-orang di luar sana percaya, bahwa salah satu jalan menyudahi pandemi ini adalah dengan vaksinasi. Jadi unggahan di sosial media menandakan euphoria vaksinasi sukses di kalangan wartawan. Rasanya ada yang mengganjal. Saya termasuk wartawan yang mendaftar vaksin bersama teman-teman jurnalis lainnya di media tempat saya bekerja, meski tidak masuk dalam daftar. Setidaknya saya berusaha untuk melindungi diri dan orang lain. Yang mengganjal itu, apakah pantas saya mengunggah proses saat saya divaksin meyakinkan publik bahwa vaksin itu aman? Dan akhirnya dapat vaks

Menghargai karya seni dengan cara yang tidak egois

Jika kamu kelas menengah ngehek, pecinta seni tapi budget pas-pasan, ditambah lagi tidak ingin egois membajak karya orang meski tujuannya untuk pribadi, saya bisa tunjukkan caranya.  Setiap kali ke eksebisi karya seni, saya selalu takjub dengan imaji ajaib para seniman, tentu karya mereka bukan buat saya yang di luar segmennya.  Saya hanya melihat karya mereka sebelum dibeli oleh orang-orang berduit. Cukup seperti itu hiburan bagi rakyat jelata seperti saya menikmati seni, bahkan tidak pernah membayangkan lukisan-lukisan itu terpajang di dinding rumah saya. Terakhir sebuah galeri memberikan secara cuma-cuma katalog para maestro kepada saya, buku tebal berisi lukisan-lukisan mind blowing beserta cerita di baliknya. Alasan mereka memberikan katalog mahal itu adalah senang melihat saya yang takjub di depan salah satu koleksi mereka. Satu-satunya yang saya lakukan kala itu, melihat sebuah lukisan selama hampir 15 menit, berdiri semeter di depan lukisan, membayangkan bahwa saya